Cari Blog Ini

PUISI PUISI CINTA


CINTA DARI DUNIA GHAIB

Cintaku tiada dibuat-buat
Cintaku tiada dicari-cari
Ia lahir dari alam tiada bertepi
Melewati batas ruang dan waktu
Tradisi dan kebudayaan
Cintaku tak menuntut balasan
Dari manusia yang sangat nisbi
Dengan wajah dan pribadi linglung
Membingungkan sang pencari jalan ruhani
    Cintaku tiada dibuat-buat
Cintaku tiada dicari-cari
    Ia keindahan yang lahir dari dunia ghaib
Mematri jiwa dengan pesona abadi
Menampakkan kilauan wajah sahabat
Dalam pancaran sinar Tuhan
Cintaku tiada dibuat-buat
Cintaku tiada dicari-cari
Ia hanya sapaan mesra
Dari kekasih abadi
Ia hanya kilatan cahaya
Dari dzat Yang Maha Indah

Malang, 4 September 2001

NILAI PERSAHABATAN

Wahai diri
Adakah musim semi telah berlalu ?
Hingga engkau tinggalkan aku begitu saja
Dada berguncang kucurkan air mata kesedihan
Mengisap racun dari badai cinta
Menenggelamkanku dalam laut kesunyian
Badai bergolak dalam nurani
Alangkah mahal harga kemurnian
Alangkah mahal harga persahabatan
Yang menyampaikan pada Kekasih
Agar kuteguk air cinta-Nya
Agar kutatap wajah emas-Nya
Dalam keta’ajuban di atas keta’ajuban
Malang, 22 Juli 2001

MELEPAS CINTA

Hati yang telah mengenal cinta
Tak kan mau melepaskannya
Keindahan telah mengusap
Hati dan sudut-sudutnya
         Kubuang dikau dalam pengembaraan
         Kekosongan sungguh menyakitkan
         Merobek-robek hati yang manis ini
         Tanpa mengucapkan selamat tinggal

Jakarta, Februari 2001

PADU PADAN

Tuhan, Dikau tunjukkan sahabat
Ia begitu mulia tak tersentuh dosa
Bagai pualam mengkilat wangi
Dosa baginya bagai seutas rambut  di air susu murni
        Diriku penuh noda dan dosa
        Dengan apa kubasuh hatiku yang berdebu
        Hingga Tuhan enggan menyapaku
        Kecuali lewat dikau sahabat
Dapatkah rintihan tangis nan rindu cahaya
Menggosok pribadi di batu Tuhan
Agar kilauan perak pribadi
Menghapus noda di depan Sultan Keabadian
        Hingga persahabatan menjadi padan
        Engkau, aku, dan sahabat-sahabat tercinta
        Menjadi ruh-ruh yang bermesraan
        Dalam menatap ta’ajjub cahaya Tuhan

Firdaus, 20 Juli 2001


MANISNYA CINTA

Oh manisnya cinta
Sebagai makanan jiwa
Tetapi terlalu mahal harganya
Tak dapat dibeli
Walau dengan pengorbanan

Firdaus, Januari 2001


PERJAMUAN

Terima kasih kekasih
Telah menghidupkan hatiku yang telah mati
Perjamuanmu sungguh indah
Menbuat laut nuraniku bergolak
Melahirkan mutiara-mutiara jiwa
Yang sarat dengan kerinduan
Menggapai kegembiraan ruhani

Malang, 20 Juli 2001







Tidak ada komentar: