Cari Blog Ini

ontologi puisi " Sekuntum Mawar Buat Mujahid "


                                               MATAHARI DAN BULAN GEMETAR

Wahai ummat!
Kapan matahari dan bulan gemetar?
Karena takwamu
Kapan serigala-serigala menangis ?
Ketika kau berdiri di tengah-tengah padang
Kapan domba-domba mengikuti-Mu ?
Ketika kau pamerkan diri
Sebagai pembawa arys Tuhan yang agung
Kapan sinar keagungan Tuhan nampak ?
Tidak hanya di masjd-masid
Kapan Tuhan kan turun ?
Ketika mendengar do’a dan dzikir hamba-hamba-Nya
Tuhan tak hendak mendekat
Pada cahaya pribadi yang buram
Karena kurang tempaan ilmu dan dzikir
Walau singa-singa Tuhan siap siaga
Membela keagungan arys
Namun singa tetaplah singaTak punya kebijakan
Merangkul sahabat


                                                                                                       Malang, 24 Juni 2001
puisi ini lahir karena kerinduan terhadap adanya pribadi pemuda pemuda muslim yang seharusnya mampu menggetarkan musuh musuh mereka, mampu mengalahkan arogansi asing yang mengepung negri ini , dan mampu mengatasi persoalan persoalan dalam negri  , namun kenyataannya pemuda pemuda kita memiliki pribadi yang lemah , yang mudah goyah dan kurang mendekat kepada Allah , yang menyebabkan pertolongan Allah tidak datang ( intannurani )



GETAR PERSAHABATAN
Getar persahabatan ini, melambai-lambai
Seolah-seolah sutra
Yang khan merajut ukhuwah
Getar persahabatan ini, mendayu-dayu
Seolah-olah melodi dari dunia ghaib
Getar persahabatan ini
Bagai cahaya
Bertaburan kesegenap penjuru
Getar persahabatan ini
Bagai melati suci
Menyebar harum kesegenap penjuru
Getar persahabatan ini
Bagai air mawar
Menyiram cinta di kalangan singa-singa
Getar persahabatan ini
Menderu-deru
Seolah-olah badai,
Yang khan menggulung kedzaliman
Getar persahabatan ini
Mabuk kepayang
Bagai pasukan hilang kendali
Getar persahabatan ini
merah menyala
seolah-olah khan menumbangkan
singgasana arogan
                                                                           Malang, September 2004

puisi ini ditulis ketika persahabatan kami sangat erat sekali dalam suatu halaqah yang sangat indah dengan ukhuwah yang erat, seolah olah persahabatan ini akan langgeng terus dan bersiap siap untuk melibas segala kedholiman yang ada di negri ini, dimana jiwa jiwa kami ditempa dengan idealisme yang tinggi untuk memperbaiki segala sesuatu yang salah di negri ini. ( intannurani )
GENERASI RABBANI

Getar persahabatan ini menggelora
Bagaikan lahar khan menyuburkan amal
Walau asal kita beda
Walau ilmu kita beragam
Tak halangi langkah
Tuk bersatu dalam dakwah
Binar-binar cerah mentari pagi
Terangi sudut-sudut jiwa
Harap akan generasi baru
Yang dicintai Allah
Dan Allah mencintainya
Lewat tangan-tangan dingin bercahaya
Tempa generasi rabbani
Duduk melingkar
Berdiskusi bersama
Berdzikir bersama
Berda’wah  dan berjuang bersama
Menapaki jalan-jalan ke Firdaus
Bergandengan meniti shirotol mustaqim
Dengan keringat, darah dan air mata
Bercucuran diatas do’a para sahabat
Dan handai taulan
Mari bergabung
Dengan jama’ah Rabbani
“ sesungguyhnya Allah telah
membeli orang-orang mukmin
harta dan jiwa-jiwa mereka dengan syurga”


Malang, Juli 2004
puisi ini lahir karena kerinduan akan adanya suatu generasi yang dicintai oleh Allah dan mereka mencintai Allah , yang mau mengorbankan dirinya untuk memperjuangkan eksistensi islam di negri ini, karena sesungguhnya sebagai seorang mukmin, diri diri kita telah dibeli oleh Allah dengan syurga yang agung 


GETARAN IMAN

Sungguh tiada ketemui
Hati yang masih bergetar
Di padang gersang ini
Kecuali oleh pesona kecantikan dunia
Dimana getar itu………?
Dimana keberanian itu…….?
Dimana kepedulian itu……?
Dimana……, dimana……?
Kau simpan harta kekayaan-Mu?
Mana singa-singa yang kan kalahkan
arogansi barat
Mana otak otak yang kan lahirkan
pengetahuan baru
Mana kearifan yang kan padamkan
kerusuhan dan terorisme

                    malang, januari 2002.



Tidak ada komentar: