Cari Blog Ini

PARADE PUISI CINTA


SOSOK ANGGUN

Sosok anggun di tangga itu
Membawa aroma ketuhanan
Membias sinar qudus
Menuang air mata cinta
    Sosok anggun jelmaan-Mu itu
    Menyapaku dengan keanggunan dan keangkuhan
    Membuatku mengejar Dikau
    Dalam malam-malam syahdu dan hening
Sosok anggun jelmaan-Mu itu
Tampan membias sinar
Membuatku gila mengejar-Mu
Dan tinggalkan jerat-jerat duniawi
    Sosok anggun jelmaan-Mu itu
    Menebar wangi melati di hati
    Menghidupkan sel-sel hati yang mati
    Melahirkan tunas-tunas melati dzikir

Malang, Juni 2001


LAHIRNYA CINTA

Di jalan itu,
Kau tebar cahaya Tuhan
Senyum manis tiada tara
Alangkah mahal senyum, alangkah indah senyum
Dengan keluguan, kau sapa jiwaku
Untuk mengenal Tuhan yang indah
Hingga segala wewangian
Bertahta dalam istana jiwa
Dengan keagungan sinar jelmaan-Mu
Kau jerat aku dalam duka yang panjang
Dalam rindu yang pekat
Akan pertemuan indah dengan-Mu
Di jalan itu,
Kau ubah arah hidupku
Mencari keindahan abadi
Mutiara tiada tara

Joyo Suko, September 2001

ANGGUR KESUCIAN

Kedatangan-Mu ke kebun mawar hatiku
Merupakan saat-saat terindah dalam hidupku
Tuhan!
Pemilik seruling keabadian
Sirami ruhku dengan cinta-Mu
Agar musnah nafsu-nafsu hewani
Yang tak layak bersanding dengan ruh suci-Mu
Yang tanpa sadar menghambat kuda mi’rajku
Tuhan!
Tuangkan anggur kesucian
Yang kan menggangkat derajat ruhku
Bertamu ke pelataran cinta-Mu
Di keabadian yang mempesonakan

Malang, November 2000

CINTA RUHANI


Nama-Mu indah terukir
Dalam nurani jiwaku
Tiada kebahagiaan melebihi
Bergelimang dalam cinta ruhani-Mu
Cintaku karunia dari-Mu
Cinta-Mu harapanku selalu
Mahal dan sulit kudapat
Hembusan wangi aroma-Mu
Pandanganku tak lepas dari magnet-Mu
Langit, gunung, awan dan bunga-bunga
Indah mematri jiwaku pada-Mu kekasih
Kau tempat berkumpulnya semesta
Keindahan dan keelokan
Tampakkan pada kami kuasa-Mu
Ubahlah serigala-serigala manusia
Menjadi penggembala-penggembala berhati emas
Yang membimbing ummat meminum anggur cinta-Mu

Malang, Juli 2001

TABIR CAHAYA

Sepotong wajahmu adalah milik sahabatku
Yang selalu tersenyum tiada banding
Membiaskan cahaya dari dunia ghaib
Menuntun menapaki jalan syurga
    Sepotong wajahmu yang lain
    Lahir dari dunia kemelut
    Muram jadi hiasan utama
    Kebimbangan menyelimuti selalu
Mengapa kau sembunyikan
Wajah indah sahabatku
Dalam wajah muram dan duka
Dengan kekerasan hati yang aneh
    Mengapa kau sembunyikan
    Kepribadian indah sahabatku
    Yang selalu kujadikan panutan
    Menapaki jalan-jalan ruhani
Mengapa kau sembunyikan
Suara indah sahabatku
Yang menyapaku dengan lembut
Lewat lantunan ayat-ayat sucinya
    Mengapa kau sembunyikan
    Kearifan faham sahabatku
    Dalam kepicikan fikiran
    Yang tak menghargai persahabatan sedikitpun


  Malang, 4 September 2001




CAHAYA DI BALIK WAJAH


Sahabat !
Jangan kau salahkan aku
Karena kucinta wajah yang mengandung cahaya itu
Sahabat !
Jangan salahkan aku
Karena kurindu sapaan ghaibmu
Sahabat !
Jangan salahkan aku
Karena kuingin menatap mata rajawalimu
`   Dunia berputar seribu putaran
Angin mencekik leher kerinduan
Tiang gantungan siap mengadili kehormatanku
Namun hati tiada daya menghapus
Kilasan wajah cahaya-Mu
Namun telinga tak dapat ditipu
Dari indahnya suara merdu-Mu
Di kubangan lumpur kubangun derajatku
Demi sang pemilik cahaya wajah
Ingin kuputar waktu berpuluh tahun
Agar kupantas menatap pesona wajah-mu
Atau ingin kubangun makamku sendiri
Agar kuintip kau dari balik dunia
Letih jiwa bertanya
Siapakah dibalik cahaya wajah
Malang, 14 september 2001



Tidak ada komentar: