Cari Blog Ini

PUISI PUISI SUFISTIK


SELAMAT TINGGAL
 Selamat tinggal kekasih duniaku (nafsu)
Biarkan aku pergi dengan penuh kemenangan
Menuju kekasih sejati
Yang tak pernah menolak kehadiran dan cintaku
       Terima kasih atas pembelajaranmu
       Akan manisnya cinta
       Yang harus kucari
       Kesudut-sudut hati Ruhani

                      Firdaus, Pebruari 2001


TERLANJUR
Dimana, . . . dimanakah Engkau ?
Yang berwajah sempurna
Mengapa menghilang dariku ?
Kerinduan telah menyesak dari relung jiwa
Anak panah telah menancap
Alirkan darah wangi bunga sedap malam
Jangan pernah berpaling dariku walau sekejap
Jangan pernah ambil keagungan dan kemegahan cinta-Mu
Dihadapan kesempurnaan-Mu
Diriku tertunduk hina
Jadikanlah hatiku tempat persemayaman cinta-Mu
Jangan pernah padamkan api cinta-Mu walau sesaat
Terlanjur terbakar dalam kerinduan tiada ujung,
Terlanjur luluh dalam pesona tatapan-Mu
Terlanjur mabuk oleh senyum manis-Mu,
Yang mempesona

                            Intannurani,Malang, 14 Oktober 2001




DIMANAKAH DIKAU
Kian kemari kucari dikau Tuhan
Dalam kekacauan hati dan kekusutan pikiran
Dengan lentera ditangan kutertatih-tatih
berteriak,” Dimanakah Engkau?”
Dimanakah Engkau,” jangan bersembunyi dariku !”
Wahai kawan! ”Siapakah yang merasakan kehadiran -Nya?”
Siapakah yang menyambut cinta-nya ?”
Semua terdiam tafakkur menatap kosong
Lembaran-lembaran mushaf terbuka merana
Teks-teks kitab tebal diam membisu
Tak seorangpun menyadari makna kehadiran-Nya
Kini kutemukan Dikau Tuhan!
Bersemayam dalam hatiku
Membawa berkah dan ketenangan
Memadamkan api iblis dan gelora nafsu
Kutersungkur  jatuh dalam kedamaian
Dengan tetes embun menghidupkan hati
Yang telah letih berjuang melawan syaithan
Tetaplah disini Tuhan !
Agar kuserap cahaya-Mu dalam jiwaku
Hingga setiap dzarrah diriku lebur
Dalam cahaya keagungan
                        Intannurani,Malang Desember2001



SEGERA

Bibir merah delima saksi
Membawa pesan keTuhanan
Untuk bersegera menghadap
Kepangkuan Illahi
 Waktu bagai anak panah
 Melesat dalam kejapan mata
 Bersegeralah cari bekal bagi hidup abadi
Jangan hiraukan hawa yang memanggil 


                          intannurani,malang, 6 juni 2001       



ALUNAN KECAPI JIWA
Seandainya aku seorang Raja
Apakah Engkau juga akan menolakku ?
Akan kupanjat pohon kerajaan
Jika kau ulurkan tangan persahabatan
Apakah karena aku seorang cacat
Kau tak hendak menunjukkan wajah emas-Mu
Atau pakaian kehinaanku melekat dimata-Mu ?
Hingga kau tak sudi memberi senyum
Yang paling manis yang pernah kulihat
Sahabat  !
Tunjukkan kepadaku
Syaithan apa yang menyihirku
Dengan keindahan rupa-rupa racun bunga
Tuhan  !
Tunjukkan kepadaku
Syaithan apa yang menipuku
Dengan warna-warni cahaya dan keindahan
Tiada pudar cahaya dengan berlalunya waktu
Tiada hilang aroma keharuman
Dengan jauhnya tempat
Tiada hilang bayang-bayang keindahan mistis
Dengan sikap kasar dan kepura-puraan
Tuhan  !
Ku tak ingin keindahan berlalu dari hatiku
Tuhan  !
Ku tak ingin mengkhianati-Mu
Dalam hidup yang hanya sekali
Tuhan  !
Gantilah hati ini dengan hati yang
Beraroma Firdaus
Tuhan  !
Gantilah cinta ini dengan cinta
Yang tulus hanya kepada-Mu

                  intannurani, Malang,november 2001